Kenaikan Harga Cabai Rawit Jadi Tren Utama Inflasi di Kota Madiun

Kenaikan Harga Cabai Rawit Jadi Tren Utama Inflasi di Kota Madiun

MEMO,Surabaya:     Kenaikan harga cabai rawit telah menjadi sorotan utama di Kota Madiun pada bulan November 2023, menyumbang signifikan pada tingkat inflasi di daerah tersebut.

Dengan kenaikan mencapai 60,72 persen, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa faktor-faktor seperti kondisi cuaca yang merugikan petani menjadi penyebab utama.

Bacaan Lainnya

Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh konsumen yang harus beradaptasi dengan harga bumbu dapur yang melambung, tetapi juga berdampak signifikan pada warung makan dan industri sambal pecel di kota ini.

Analisis Kenaikan Harga Cabai Rawit dan Dampaknya Terhadap Daya Beli Masyarakat

Kenaikan harga cabai rawit telah menjadi penyebab utama inflasi di Kota Madiun pada bulan November 2023.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga bumbu dapur ini mencapai 60,72 persen, dengan kontribusi sebesar 0,25 persen.

Ketahanan Ekonomi Kota Madiun di Ujung Tanduk Akibat Kenaikan Harga Cabai Rawit

Abdul Azis, Kepala BPS Kota Madiun, menyatakan bahwa kenaikan harga cabai rawit pada bulan November lebih tinggi dibandingkan Oktober, yang hanya mencapai 29,4 persen. Salah satu faktor yang memengaruhi adalah kondisi cuaca yang menyebabkan gagal panen bagi para petani.

Cabai rawit yang dijual di Kota Madiun sebagian besar berasal dari daerah sekitarnya. Akibatnya, tingkat inflasi di Kota Madiun pada bulan November mencapai 0,48 persen, melebihi angka inflasi Jawa Timur sebesar 0,31 persen dan nasional sebesar 0,38 persen.

Azis menjelaskan bahwa inflasi yang tinggi berdampak negatif pada daya beli masyarakat. Sebagai contoh, jika harga cabai rawit yang biasanya dikonsumsi seharga Rp10.000 mengalami kenaikan, maka masyarakat cenderung mengurangi konsumsi cabai rawit tersebut, yang pada gilirannya mempengaruhi rumah tangga.

Pos terkait

Post ADS 1